JAYA HINDU - Satu hal yang membuat dunia semakin indah dan tampak mempesona adalah diciptakannya berbagai macam warna oleh Yang Maha Kuasa. Aneka warna yang membaur dan terpancar di berbagai benda memberikan jati diri pada masing-masing benda dan mahluk hidup di alam raya ini. Bayangkan jika semua benda dan mahluk di dunia ini berwujud transparan, pasti akan terasa membosankan. Untuk itulah fungsi warna sebagai pembeda dan pemberi ciri pada setiap wujud di jagad raya ini. Selain itu, ternyata ragam warna yang Tuhan telah ciptakan memiliki aneka aura dan energi sesuai dengan kadar spektrumnya.
Oleh karena berbagai kebudayaan bangsa memberikan kesan – kesan terhadap masing-masing warna, misalnya warna putih melambangkan kesucian, hitam sebagai ciri percaya diri, warna biru sebagai warna kedamaian, hijau adalah keteduhan dan lain sebagainya. Kekuatan dan aura yang ada pada setiap warna atau dalam kumpulan warna tersebut juga menjadi salah satu dimensi budaya yang ada di masyarakat Bali. Warna-warna utama yang menjadi kepercayaan warga Bali didasarkan atas agama dan budaya setempat. Kumpulan warna yang sering dipakai/dipercaya oleh masyarakat Bali dapat memberikan kekuatan positif dalam kehidupannya. Adapun tiga warna utama dalam tradisi dan budaya Bali adalah:
1. Merah
Merah adalah warna kebesaran Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta dalam kepercayaan Hindu. Warna merah dapat memberikan kesan pemberani. Masyarakat Bali dalam melakukan tradisi budaya dan agamanya sering menggunakan warna merah baik dalam sesajen kue, bunga, kain untuk pura, bendera panji, dan lain sebagainya. Zaman dulu, warna merah ini diperoleh dari berbagai sumber alam, seperti gula aren, kayu cang, bunga merah, cairan daun sirih, dan lain-lainnya.
2. Putih
Sebagai simbol kesucian, warna putih dalam tradisi agama Hindu melambangkan Dewa Siwa yaitu Dewa Penghancur dan Pelebur. Warna putih oleh masyarakat Bali diperoleh dari kapur sirih, tepung beras, bunga putih, dan sebagainya. Dalam persembahyangan, bunga puith merupakan sarana yang wajib disediakan.
3. Hitam
Hitam adalah lambang dari Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara Alam Semesta. Berbagai bahan yang melambangkan warna hitam yang sering dipakai sarana upacara misalnya abu dapur (arang), tepung beras hitam (injin), bunga teleng, dan lain sebagainya.
Penyatuan ketiga warna tersebut (merah, puith, hitam) dalam tradisi kebudayaan Hindu Bali dipercaya dapat memberikan kekuatan dahsyat. Oleh karena kekuatan aura yang terpancar dari perpaduan warna merah-putih-hitam tersebut dapat memberikan energi yang positif, maka ketiganya sering dipakai oleh dalam tradisi masyarakat Bali sebagai simbol kekuatan dan penolak bala. Contohnya adalah pakaian yang dipakai Pecalang yang merupakan prajurit tradisional Bali memakai corak warna merah-putih-hitam. Gelang Tridatu yang terbuat dari gulungan benang merah-puith-hitam dipakai oleh masyarakat Bali sebagai lambang untuk menolak bala (bahaya yang tak kasat mata). Ada juga kain-kain yang menyelimuti beberapa sanggah (pura kecil) yang menggunakan kain poleng telu (merah-putih-hitam) adalah lambang keagungan.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: Tiga Warna Ikat Gelang Tridatu Yang Sakral bagi Masyarakat Bali
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Tiga Warna Ikat Gelang Tridatu Yang Sakral bagi Masyarakat Bali bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Judul: Tiga Warna Ikat Gelang Tridatu Yang Sakral bagi Masyarakat Bali
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Tiga Warna Ikat Gelang Tridatu Yang Sakral bagi Masyarakat Bali bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.