Kata Pengantar
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas karunia dan perlindunganNya, sehingga
kami dapat bekerja untuk menyelesaikan tugas Kepemimpinan ini.
Kami mengumpulkan tugas ini dengan
melakukan pencarian berbagai bahan melalui sumber buku-buku pelajaan.
Tugas ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu, masih ada kesalahan-kesalahan yang mendasar. Maka
dari itu kami ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya.
Pendahuluan
Tatkala manusia hidup berkelompok untuk menyatukan
visi misinya mereka memerlukan tokoh,figur yang dapa dijadikan panutan.
Seseorang yang memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai pandangan yang
berbeda disebut Pemimpin. Seni dari seorang pemimpin disebut Kepemimpinan.
Dalam agama Hindu
dikenal Maha Rsi Kautilya atau Maha Rsi Chanakya,beliau merupakan konseptor
dalam penataan sistem pemerintahan di kerajaan Magadha,yang saat itu dipimpin
oleh putra mahkota yang bernama Chandra Gupta yang memerintah ± 350 SM. Ilmu
pemerintahan Hindu yang disusun oleh Maha Rsi Kautilya yaitu Arthasastra,yang
sebelumnya dikenal dengan nama Danda Niti dan setelah itu juga pernah disebut
Raja Dharma atau Raja Niti dan Kautilya Arthasastra.
Agama Hindu bukan
saja agama tertua di dunia,tetapi juga agama yang mampu menjiwai seluruh
aspek-aspek kehidupan umat manusia. Hal ini disebabkan karena agama Hindu
disebut juga Sanathana Dharma diwahyukan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk
meningkatkan peradapan dan kebudayaan umat manusia. Disamping itu agama Hindu
juga merupakan hukum atau aturan-aturan yang dapat membimbing umat manusia
untuk mewujudkan tujuanya yang dikenal dengan istilah “Moksartham jagadhita ya
ca iti darma”.
A. Pengertian Kepemimpinan
Kata kepemimpinan
berasal dari kata pimpin,yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpim
kemudian lahir kata memimpin yang artinya membimbing atau menuntun.
Kepemimpinan memliki berbagai macam istilah,antara lain Leadership ”leader”
dari kata asing,management dari kata ilmu administrasi dan Nitisastra dari kata
Hindu dan Lain-lainya.
Kata Nitisastra
berasal dari bahasa sansekerta,dari kata Niti dan Sastra. Niti berarti
pemimpin,sosial etik dan kebijakan,sedangkan Sastra berarti ajaran,aturan dan
teori. Jadi Nitisastra berarti ajaran pemimpin,yang juga diartikan ilmu yang
bertujuan untuk membangun suatu megara baik dari segi tata negara,tata
pemerintahan maupun tata masyarakatnya. Sehubungan dengan pembangunan
negara,pemerintahan dan masyarakat berdasarkan Nitisastra,ajaran agama Hindu
dapat memberikan nilai-nilai morildari wujud pembangunan tersebut. Dalam hal
ini Nitisastra dapat berarti suatu konsepsi penataan pemerintahan dan
pembangunan negara secara umum yang bersifat universal dan teoritis,namun memiliki
nilai-nilai praktis.
Nitisastra memiliki
peran dan fungsi yang sangat pentingbagi umat manusiauntuk memantapkan
pengalaman hidup berbangsa dan bernegara,seperti NKRI yang berlandaskan
pancasila. Nitisastra mengajarkan umatnya untuk selalu ikut serta dalam
pembinaan negara dan bertanggung jawab dalam mewujudkan keselamatan negara dan
tujuan negara. Nitisastra dapat juga dipergunakan untuk membuat rumus
kembali,mengakulturasi suatu konsep dengankonsep yang lainya sehingga
memperoleh suatu konsep baru yang mengantarkan untuk berpandangan jauh kedepan.
Berbuat dan berpikir tentang keselamatan negara dimasa lampau,sekarang dan yang
akan datang merupakan bukti umat hindu peduli melaksanakan dharma agama. Negara
adalah wadah bagi setiap pemimpin untuk melaksanakan kepemimpinanya. Sehubungan
dengan keberadaan negara,pemimpin dan kepemimpinan,didalam kitab Menawa
Dharmasastra kita temukan petunjuk sebagai berikut :
“Brahman praptena
samskaram ksatriyena yatha widhi, sarwasyasya yathanyayan kartawyam pariraksanam”
(Manawa Dharmasastra, VII.3)
Artinya :
Ksatria (Pemimpin)
yang telah menerima sakramen menurut Weda,berkewajiban melindungi seluruh dunia
dengan sebaik-baiknya.
Agama Hindu tidak
memebenarkan seorang pemimpin negara mwnjadikan kesibukan sebagai alasan untuk
tidak memberikan perhatian pada pembinaan pribadinya secara fisik atau
mental,dan juga terhadap keluaganya.Seperti contoh dalam karya sastra kekawin
Ramayana mengisahkan seorang raja termasyur yang bernama “Sang Dasaratha”.Di
dalam kekawin Ramayana, 1.3 menyebutkan sebagai berikut :
“Guna manta Sang
Dasaratha wruh sira ring weda bhaktiring dewa,tar malupeng pitra puja,masih ta
sireng swagotra kabeh”.
Artinya :
Sangat utama beliau
Sang Dasaratha,Sri Baginda ahli weda (ilmu pengetahuan)
Dan sujud bhakti
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi,tidaklahlupa beliau melaksanakan pemujaan
terhadap leluhurnya,Sri Baginda sangat mencintai keluarganya dan masyarakatnya.
Di dalam Kitab suci
Weda menyebutkan sebagai berikut :
“Sweswe dharma
niwistanam sarwesamapurwacah,warnananmasramanam ca raja srsto,bhiraksita” (Manawa Dharma Sastra,VII.35) yang artinya
Raja (pemimpin) telah diciptakan untuk melindungi warna dan aturanya yang
semuanya itu menurut tingkat kedudukan mereka melaksanakan tugas-tugas
kewajiban mereka.
B. Tujuan Kepemimpinan
Tujuan hidup
menurut agama Hindu adalah tercapainya kesejahteraan hidup jasmani “Jagadhita”
dan kebahagiaan rohani “Moksa”. Untuk mewujudkan tujuan Hidup umat Hindu
hendaknya melaksanakan ajaran Catur Purusartha, yaitu empat tujuan hidup
manusiayang utama. Empat tujuan Hidup itu adalah Dharma, artha, Kama dan Moksa.
Dalam rangka
mewujudkan tujuan agama dan tujuan hidup manusia ini, umat Hindusudah tentu
tidak dapat melakukanya sendiri. Dengan kemampuan yang terbatas, idealnya
mereka hendaknya melaksanakan kerja sama secara permanen dan berkesinambungan
dengan sesamanya. Bentuk kerjasama yang sangat permanen dan lengkap itu untuk
umt manusia disebut negara. Negara sebagai wadah umat manusia untukmewujudkan
cita-cita hidupnya memiliki empat prinsip dasar, antara lain sebagai berikut :
1. Machstaat adalah prinsip negara untuk
menguasai segala potensi yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan untuk
diabdikan kembali pada tujuan masyarakat negara itu.
2. Rechstaat adalah prinsip negara yang
bertujuan untuk mengatur kehidupan negara agar berbagai keadaan dan kepentingan
yang berbeda-beda dapat diatur dalam rangka mempercepat tercapainya tujuan
negara.
3. Polisistaat adalah suatu prinsip negara
yang memandang segala seluk beluk kehidupan negara harus dijaga agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan demi terwujudnya negara yang tepat sasaran.
4. Supervisorystaat adalah prinsip negara
yang memandang bahwa fungsi negara ialah mendorong segala unsur-unsur negara
untuk lebih cepat mencapai tujuan.
Ajaran Agama Hindu
yang berorientasi pada kehidupan bhuana agung dan bhuana alit memberikan
pandangan bahwa kehidupan bernegara merupakan suatu masalah yang sangat penting
dan mendasar. Sebagai cabang ilmu pengetahuan berdasarkan ajaran Agama Hindu,
yang secara khusus membicarakan tentang
berbagai macam masalah kehidupan bernegara disebut Nitisastra. Dalam ilmu
inilah kita dapat mempelajari berbagai macam konsep tentang kehidupan
bernegara,seperti bentuk negara, tujuan negara, kedaulatan negara,
kepemimpinan. Agama Hindu bersumberkan pada ajaran dharma memberikan tuntunan
kesempurnaan pada umatnya untuk dapat mewujudkan cita-cita membangun dan menata
kehidupan bernegara. Tuntunan hidupuntuk menjadi warga negara yang baik termuat
dalam berbagai sastra Hindu. Demikian juga tentang tuntunan bagi setiap umatnya
yang mendapat kesempatan memimpin negara, baik sebagai pemimpin pada tingkat
tinggi, tingkat menengah, tingkat bawah, dan juga untuk memimpin diri sendiri
sesungguhkan telah di gariskan dalam sastra-satra suci Hindu.
Tuntunan agama
Hindu berguna untuk umatnya agar menjadi warga negara yang baik dengan tujuan
untuk membentuk kepengikutan atau sebagai warga negara yang taat. Sedangkan,
bagi umat yang mendapat kesempatan sebagai pemimpin negara, tuntunan ajaran
agama Hindu bertujuan untuk membentuk kepemimpinan negara yang baik, kuat
bersih dan berwibawa. Dengan demikian, dapat diambil suatu asumsi bahwa ajaran
agama Hindu dapat menuntun umatnya menjadikan dirinya sebagai sumber inspirasi
dalam membentuk dan memantapkan suatu pandangan hidup berbangsa dan bernegara.
C. Fungsi Kepemimpinan Hindu
Setiap orang dalam
hidup kehidupanya ini berkewajiban untuk “berkarma” berbuat. setelah melakukan
kewajibanya yang bersangkutan akan mendapatkan hak sebagai akibat bahwa yang
bersangkutan telah melakukan kewajibanya itu.
Kewajiban adalah tugas yang harus dilakukan seseorang dan hak adalah
sesuatu menjadi wewenangnya untuk diambil. Dengan demikian maka yang
bersangkutan berarti telah memfungsikan dirinya sebagai pemimpim dengan baik.
Tugas dan wewenang
atau hak dan kewajiban seseorang adalah dua hal yang sulit untuk dapat
dipisahkan karena tidak ada tugas yang dapat dikerjakan oleh seseorang tanpa
wewenang, dan sebaliknya tidak ada wewenang yang dapat diperoleh oleh seseorang
tanpa mendapat tugas atau kewajiban yang harus dikerjakan. Kitab suci Weda
menyebutkan sebagai berikut :
“Sweswe dharma
niwistanam sarwesamapurwacah, warnananmasra – manam ca raja srsto, bhiraksita”
(Manawa Dharmasastra,VII.35)
Artinya :
Raja /pemimpin
telah diciptakan untuk melindungi warna dan aturanya yang semuanya itu menurut
tingkat kedudukan mereka melaksanakan tugas-tugas kewajiban mereka.
Seorang pemimpin
hendaknya dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan wewenangnya. Wewenang
seorang pemimpin adalah haknya untuk mengerakan orang-orang atau bawahanya
untuk mau mengikuti dan melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan. Tugas
adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Ada beberapa hal yang berhubungan
dengan tugas dan wewenang seorang pemimpin yang dilaksanakan dalam
kepemimpinanya, antara lain sebagai berikut :
1. Planning atau perencanaan
Planning adalah
suatu pemikiran, perencanaan, persiapan, keputusan dan penerapan yang dilakukan
sebagai suatu kegiatan dari seorang pemimpin.
2. Organisation atau pengelompokan
Organisation adalah
usaha untuk mengelompokan atau menata kegiatan-kegiatan yang telah dicantumkan
dalam perencanaan.
3. Directing
Directing adalah
mengusahakan agar rencana pekerjaan itu dapat dilaksanakan. Untuk mendapatkan
hasil yang baik maka seorang pemimpin perlu mendengarkan atau mendapatkan
masukan, pandangan dari orang lain atau bawahanya.
4. Coordination
Coordination adalah
tindakan untuk memperoleh dan memelihara kesatuan diantara perorangan atau
bagian karena usaha yang satu secara konstan merupakan bagian atau pelengkap
dari usaha-usaha lainya.
5. Controlling
Controlling adalah
pengawasan terhadap rencana yang telah dilaksanakan oleh pemimpin, untuk
memperoleh keyakinanya. Melalui kontrol yang diterapkan oleh pemimpin, akan
dapat diketahui apakah rencana yang dilaksanakan telah sesuai pelaksanaanya
sebagaimana diharapkan.
D. Asas-Asas Kepemimpinan Hindu
Hindu sebagai agama
tertua di dunia tentu kaya akan karya-karya sastra agamanya. Berbagai jenis
ajaran yang dimilikinya,semua itu terangkum dalam Kitab Suci Weda. Sebagai
sumbertertua ajaran agama Hindu, di bawah ini akan diuraikan sumber-sumber ajaran agama Hindu sebagai
pedoman bagi seorang pemimpin yang akan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin
dan kepemimpinanya di dunia ini.
Dalam Kitab Suci Weda menyebutkan
sebagai berikut :
1. Panca Dasa Pramiteng Prabhu
Panca Dasa
Pramiteng Prabhu adalah lima belas macam sifat utama yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin,yaitu :
a. Wijayana, adalah ajaran yang mengajarkan
bahwa seorang pemimpim harus memiliki sikap yang tenang dan bijaksana dalam
menghadapi suatu permasalahan atau dalam melaksanakan kewajibanya.
b. Mantri Wira, adalah ajaran untuk memupuk
jiwa yang teguh untuk berani membela kebenaran dalam situasi dan kondisi yang
bagaimanapun adanya.
c. Wicaksaneng naya, adalah dapat berlaku bijaksana dalam
segala tindakan.
d. Natang wan, adalah mendapat kepercayaan
rakyat.
e. Satya Bhakti Aprabhu, adalah sifat setia
dengan penuh pengabdian yang tulus kepada bangsa dan negara.
f. Wakmiwak, adalah sangat pendai
mengutarakan pendapat,khususnya dalam mempertahankan argumentasi berdasarkan
kebenaran.
g. Sarjawa upasawa, adalah prilaku yang
memperlihatkan kerendahan hati, tulus, jujur, sabar.
h. Dhirat saha, adalah selalu rajin bekerja
dan tekun yang dilandasi oleh keteguhan hati.
i. Teulelana, adalah memiliki ketetapan
hati, tahan uji dan tidak mudah terombang-ambing oleh situasi dan keadaan di
sekitarnya.
j. Dibyacita, adalah selalu memiliki hati
yang terbuka dalam berhubungan dengan orang lain.
k. Tan satresna, adalah tidak menonjolkan
kepentingan pribadi atau golongan.
l. Masih sastra buana, adalah menyayangi
dunia dengan segenap isinya.
m. Gineng prati dina, adalah selalu berusaha
berbuat baik, tanpa memperhitungkan jabatab basah dan jabatan kering.
n. Sumantri, adalah sifat untuk menjadi abdi
negara yang baik, tanpa memperhitungkan jabatan basah dan jabatan kering.
o. Amayaken, adalah selalu bertindak tegas
dalam menghadapi musuh.
2. Sad Warnaning Raja Niti
Sad Warnaning Raja
Niti adalah enam syarat bagi seorang pemimpin,yaitu :
a. Abhicanika, yaitu seorang pemimpin harus
mampu menarik perhatian yang bersifat positif dari rakyatnya.
b. Prajna, yaitu seorang pemimpin harus
memiliki daya kreatif yang benar.
c. Utsaha, yaitu pemimpin harus memiliki
daya kreatif yang luhur.
d. Sakya samantara, yaitu seorang pemimpin
harus mampu mengontrol bawahanya sekaligus memperbaiki hal-hal yang dianggap
kurang baik.
e. Atma sampad, yaitu seorang pemimpim
harus mempunyai moral yang luhur.
f. Aksudra parisatha, yaitu seorang
pemimpin harus mampu memimpin persidangan para mentrinya dan mnarik kesimpulan
yang bijaksana, sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
3. Panca Upaya Sandhi
Panca Upaya Sandhi
adalah lima macam upaya yang harus dimiliki dan dilakukan oleh seorang
pemimpin,yaitu :
a. Maya, artinya pemimpin harus melakukan
upaya dalam mengumpulkan data atau permasalahan yang belum jelas kedudukan
profesinya.
b. Upeksa, artinya seorang pemimpin harus
berupaya untuk meneliti dan menganalisis, semua bahan-bahan berupa data dan
informasi, untuk dapat meletakkan setiap data dan permasalahan menurut
proporsinya.
c. Indra jala, artinya seorang pemimpin
hendaknya berusaha untuk mencarikan jalan keluar dalam memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
d. Wikrama, artinya seorang pemimpim
hendaknya berupaya untuk melaksanakan yan telah dirumuskan pada tingkatan sudra
jala.
e. Logika, artinya setiap tindakan yang
ditempuh oleh seorang pemimpin harus dipertimbangkan dengan akal yang sehat dan
logis, serta tidak boleh bertindak berdasarkan emosi semata.
4. Nawanatya
Nawanatya adalah
sembilan macam kebijakan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin didalam
memilih pembantunya atau mentrinya, yaitu :
a. Prajna Nidagda, artinya bijaksana dan
mahir dalam berbagai ilmu, sehingga dengan demikian akan menjadi orang yang
bijaksana dan teguh dalam pendirian.
b. Wira sarwa yudha, artinya pemberani,
pantang menyerah dalam segala peperangan atau pantang menyerah dalam menghadapi
berbagai tantangan.
c. Para martha, artinya memiliki sifat yang
mulia dan jujur.
d. Dhiratsaha, artinya tekun dan ulet dalam
menyukseskan setiap kegiatan.
e. Pragiwakya, artinya pandai berbicara di
depan umum maupun berdiplomasi.
f. Sama upaya,artinya selalu setia pada
janji yang pernah diucapkan.
g. Langkawang artha, artinya tidak bersifat
pamrih atau loba terhadap harta benda.
h. Wruh ring sarwa bastra,artinya pintar dan
bijaksana dalam mengatasi segala kerusuhan yang terjadi.
i. Wiweka,artinya dapat membedakan antara
yang salah dengan yang benar.
E. Sifat-sifat Kepemimpinan Hindu
Sifat dan sikap
tidak ubahnya bagaikan sekeping mata uang dengan kedua sisinya. Keduanya
memiliki nilai dan makna tersendiri yang saling melengkapi agar dapat berguna.
Prof. Arifin Abdul
Rachman dalam bukunya yang berjudul “Kerangka Pokok – Pokok Manajemen Umum”
menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan sifat-sifat para pemimpin antara lain
sebagai berikut :
1. Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat
dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin, antara lain: adil, suka
melindungi/mengayomi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan
pada diri sendiri.
2. Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat,
yaitu sifat-sifat yang pada pokonya sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti
bangsa Indonesia dengan Pancasila sebagai kepribadianya, sebagai dasar negara,
dan sebagai cita-cita bangsa.
3. Sifat-sifat khusus karenapengaruh dari
berbagai macam atau golongan pemimpin, seperti pemimpin partai politik,
pemimpin keagamaan, pemimpin serikat buruh dan sebagainya.
Lontar “Raja Pati
Gondala” menjelaskan bahwa seorang pemimpin hendaknya bersifat penuh sehabat.
Hal ini dikenal dengan istilah “Upaya Guna”. Ada 6 sifat bersehabat bagi
seorang pemimpin yang disebut Sad Guna Upaya. Selanjutnya lontar Raja Pati
Gondala menyebutkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki upaya untuk
menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang dipimpinnya yang disebut Tri Upaya
Sandhi.
Dalam Kitab Ramayana, Sri Rama mengajarkan kepada Gunawan Wibhisana tentang
kepemimpinan yang disebut dengan Asta Bratha. Gunawan Wibhisana adalah pemimpin
yang disiapkan untuk memimpin kerajaan Alengka Pura. Asta Bratha adalah delapan
landasan mental/moral bagi seorang pemimpin, ajaran ini termuat dalam kitab
hukum Hindu yang disebut Menawa Dharma sastra.
Lontar Raja Pati Gondala
menyebutkan sepuluh macam hal yang patut dijadikan sehabat oleh seorang
pemimpin antara lain,sebagai berikut :
1. Satya, artinya kejujuran
2. Arya, artinya orang besar
3. Dharma, artinya kebaikan
4. Asurya, artinya orang yang dapat
mengalahkan musuh
5. Mantri, artinya orang yang dapat
mengalahkan kesusahan
6. Salyatawan, artinya orang yang banyak
sehabatnya
7. Bali, artinya orang yang kuat dan sakti
8. Kapara, artinya kerohaniawan
9. Kadiran, artinya orang yang tetap
pendirian
10. Guna, artinya orang yang banyak ilmu
Kata Penutup
Demikian tugas kami
ini, yang kami buat dengan sumber-sumber yang ada. Namun, manusia tidak luput
dari kesalahan sehingga tugas ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari ibu guru, demi penyempurnaan
tugas kami selanjutnya. Kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan
maupun kekurangan yang ada di dalam tugas kami ini.
Terima Kasih.
“Om
shanti,shanti,shanti om”
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: Kepemimpinan menurut Hindu
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Kepemimpinan menurut Hindu bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Judul: Kepemimpinan menurut Hindu
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Kepemimpinan menurut Hindu bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.