Headlines News :

OM SVASTIYASTU

OM ASTU TAT ASTU NAMOH SIDHAM
Home » » Apakah Tuhan Bisa Turun Jadi Manusia?

Apakah Tuhan Bisa Turun Jadi Manusia?

Written By Unknown on Monday, September 14, 2015 | 1:07 AM

Ilustrasi




JAYA HINDU -Awatara atau Avatar adalah Percikan Rohani Tuhan Yang Maha Esa, tidak berwujud, Atman, yang mengambil atau mengenakan atau memakai suatu bentuk / wujud / manifestasi dalam dunia material, dalam hal ini badan manusia, walaupun Atman / Paramaatma tidak terbatas ada dimana-mana pada saat yang sama (Maha Ada, mengatasi ruang dan waktu). Rasa lautan dapat dikecap secara lengkap dalam setiap tetesan airnya, walaupun tetesan air itu bukanlah samudra. Kita melihat tetesan air dan lautan sebagai dua hal yang terpisah, tetapi keduanya mempunyai sifat dan rasa yang sama.

Bhagavad-gita 4.6
Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli.

Bhagavad-gita 4.7
Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela-pada waktu itulah Aku sendiri menjelma, Wahai putera keluarga Bharata.

Bhagavad-gita 8.22
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang lebih agung daripada semua kepribadian lainnya, dapat dicapai oleh bhakti yang murni. Walaupun Beliau berada di tempat tinggal-Nya, Beliau berada di mana-mana, dan segala sesuatu berada di dalam Diri-Nya.

Bhagavad-gita 9.4
Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk-Ku yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku, tetapi Aku tidak berada di dalam mereka.

Bhagavad-gita 9.11
Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

Bhagavad-gita 13.16
Kebenaran yang paling utama berada di luar dan di dalam semua makhluk hidup, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Oleh karena Beliau bersifat halus, Beliau di luar daya lihat atau daya mengerti indria-indria material. Kendatipun Beliau jauh sekali, Beliau juga dekat kepada semua makhluk hidup.

Bhagavad-gita 13.28
Orang yang melihat Roh Yang Utama mendampingi roh individual di dalam semua badan, dan mengerti bahwa sang roh dan Roh Yang Utama tidak pernah dimusnahkan di dalam badan yang dapat dimusnahkan, melihat dengan sebenarnya.

Bhagavad-gita 13.29
Orang yang melihat Roh Yang Utama berada di mana-mana dengan cara yang sama di dalam setiap makhluk hidup tidak menyebabkan dirinya merosot karena pikirannya. Dengan cara demikian ia mendekati tujuan rohani.

“Ketahuilah Arjuna, Aku bukanlah badan ini. Aku adalah Yang Maha Esa yang tidak dilahirkan. Aku menguasai waktu dan ruang, Aku tidak dibatasi oleh keadaan. Aku ada di segala jaman, sepanjang waktu. Karena engkau mengira bahwa Aku adalah badan ini, engkau mengira bahwa Aku hanya ada dalam jaman dwapara ini. Tetapi sesungguhnya segala jaman berada dalam diriKu.” Krishna melanjutkan, “Arjuna, jangan membatasi Aku pada wujud badan ini dan waktu ini. Badan berubah, tetapi Aku tidak pernah berubah: Aku mengenakan tubuh yang berbeda-beda pada masa yang berbeda untuk melaksanakan karma dan memenuhi misi tertentu.”

Materi / Panca Maha Butha yang maya.
Dr. Ben Johnson juga mengatakan segala sesuatu adalah energi. Ada semesta, galaksi kita, planet kita, kemudian didalam tubuh ini tedapat sistem organ, kemudian sel, kemudian molekul, dan kemudian atom. Dan kemudian terdapat energi, segala materi di alam semesta adalah energi.

Akasa (sunya) sesungguhnya merupakan unsur dasar dari alam semesta. Bahkan sampai tingkat mikroskopis pun, akasa merupakan komponen terbesar penyusun materi. Dalam tingkat atom, partikel-partikel sublementer ( proton, elektron dan netron) yang menyusun atom dipisahkan oleh jarak sangat besar dibandingkan ukuran-ukuran partikel subelementer tersebut. Dengan demikian, 99,999 % bagian atom adalah ruang kosong.

Deepak Chopra (2002) menyatakan, bahwa segala sesuatu yang kita sentuh, termasuk badan kita, tersusun dari atom-atom kosong itu. Demikian juga terdiri dari rongga-rongga kosong, meskipun secara kasar kelihatan padat dan berbentuk. Kenyataanya, kita sama kosongnya dengan ruang angkasa di antara gugusan bintang-bintang.

Jarak kita semua dengan Tuhan tidak ada jarak sama sekali. Hanya kesadaran kita masing-masing saja yang membatasinya.

Bhagavad-gita 15.7
Para makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian-bagian percikan yang kekal dari Diri-Ku. Oleh karena kehidupan yang terikat, mereka berjuang dengan keras sekali melawan enam indria, termasuk pikiran.


Kita manusia dan hewan hanya terjebak dalam ketidaksadaran terhadap lautan Tuhan. Padahal semuanya adalah Brahman. Seperti buih-buih ombak di lautan samudra yang luas, sementara pada saat berbentuk buih kita mengira bahwa kita adalah benar benar buih padahal kita ada dalam Lautan , “buih, ombak dan lautan” adalah Lautan itu sendiri. Kemelekatan, kebodohan, ketidaksadaran dan ego yang ditimbulkan oleh fikiran, adalah udara yang dikandung buih-buih itu.



Ilustrasi

Bhagavan Krishna membuktikan bahwa
Beliau adalah Kepribadian Tuhan yang asli dengan
memperlihatkan bentuk semestaNya (keseluruhan manifestasi,
masa lalu, sekarang dan masa depan)
kepada Arjuna dari satu tempat dan waktu yang sama.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: Apakah Tuhan Bisa Turun Jadi Manusia?
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Apakah Tuhan Bisa Turun Jadi Manusia? bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Rank Site

Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts

Visitor Blog

 
Terbit Blog : JAYA HINDU 14 September 2015

Copyright © 2015. JAYA HINDU
Terima Kasih Sudah OM Shanti - Shanti - Shanti OM